January 20, 2022
Tak terasa sudah lebih dari dua tahun sejak Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa ibu kota Indonesia akan berpindah dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Mengingat pemindahan ibu kota merupakan hal besar, maka perlu persiapan yang panjang dan matang. Persiapan-persiapan ini sedikit terhambat dengan pandemi yang hingga saat ini masih ada. Beberapa persiapan yang dilakukan antara lain pembangunan infrastruktur, lingkungan, serta penduduk baik yang sekarang sudah menetap maupun yang nantinya akan menempati Ibu Kota Negara (IKN) baru. Saat ini, tercatat sudah ada sekitar 100 ribu jiwa yang menempati Kalimantan Timur. Jumlah tersebut diperkirakan akan melonjak menjadi 700 ribu jiwa pada 2025 dan menjadi 1.5 juta jiwa pada 2035.
Dalam menyiapkan IKN baru, pemerintah tentunya membutuhkan biaya yang sangat besar. Presiden Jokowi sempat menyebutkan bahwa proyek IKN baru ini membutuhkan sekitar Rp 502 triliun. Baru-baru ini muncul wacana untuk menggunakan aset DKI Jakarta sebagai salah satu cara untuk mendanai proyek IKN baru. Penggunaan yang dimaksud belum tentu berarti menjual aset-aset DKI, namun bisa saja aset-aset tersebut disewakan atau digunakan dengan tujuan akhir untuk pendanaan proyek IKN baru. Aset DKI Jakarta sendiri terdiri dari bangunan dan tanah ditaksir memiliki nilai sekitar Rp 1,000 triliun. Namun, rencana ini masih akan ditinjau lebih dalam lagi dan pemerintah tidak buru-buru.
Walaupun pemindahan IKN baru ini masih termasuk dalam tahap dini, sudah banyak pengembang properti (developer) yang berminat untuk turut membangun IKN di Kalimantan Timur. Jika melihat perkembangan jumlah penduduk maka pasti akan ada banyak kebutuhan hunian-hunian baru. Diharapkan selain pembangunan hunian seperti rumah ataupun apartemen, developer juga membangun fasilitas pendukung seperti sekolah, rumah sakit, atau pusat perbelanjaan. Jika banyak developer masih dalam tahap perencanaan, Agung Podomoro Land sudah lebih dulu memantapkan posisinya di Kalimantan Timur. Sebagai salah satu developer terbesar di Indonesia dengan pengalaman lebih dari 50 tahun, Agung Podomoro Land hadir melalui Borneo Bay City di Balikpapan dan Bukit Mediterania Samarinda di Samarinda.
Agung Podomoro Land memulai pengembangan Borneo Bay City di tahun 2013, jauh sebelum proyek IKN baru. Hadir sebagai superblok, Borneo Bay City memusatkan berbagai kebutuhan dan hiburan dalam satu lokasi; seperti pusat perbelanjaan, hotel, hunian, taman, serta gourmet tower. Borneo Bay City juga didukung dengan fasilitas-fasilitas eksternal seperti sekolah, universitas, rumah sakit, dan akses cepat menuju Bandara Internasional SAMS Sepinggan dan Pelabuhan Internasional Semayang. Di Borneo Bay City, penghuni dan pengunjung dapat menikmati nuansa alam yang hijau di keindahan ruang terbuka, karena Borneo Bay City memiliki pemandangan Laut Selat Makassar yang menenangkan. Saat ini Borneo Bay City menawarkan hunian dengan harga yang masih sangat terjangkau mulai dari Rp 800 jutaan dan Anda juga bisa mendapatkan PPN 0% serta gratis service charge. Harga properti di Balikpapan dijamin akan naik seiring dengan jalannya pembangunan proyek IKN baru.
Di Samarinda, Agung Podomoro hadir melalui Bukit Mediterania Samarinda yang berlokasi sekitar 45 menit dari IKN baru. Menempati total luas area 35 hektar, Bukit Mediterania Samarinda menyajikan pemandangan eksotis dengan area hijau yang terbentang luas. Salah satu keunggulan utama Bukit Mediterania Samarinda adalah lokasinya yang di pusat kota namun dijamin bebas banjir. Bukit Mediterania Samarinda sudah rampung sejak akhir 2012, namun menghadirkan fasilitas-fasilitas terkini, seperti Smart Home & Smart Complex System yang juga memiliki konsep rumah tumbuh untuk memudahkan dan memberi rasa aman bagi penghuninya. Ke depannya, Bukit Mediterania Samarinda akan menghadirkan sports club mewah, area komersial, serta klaster-klaster baru.